S i a n i d a

..jerat malaikat malam..

novembre 25, 2004

Penulis di Tengah Kematian

kuharap kau mati, Ra
kuharap kau mati
setelah kau bunuhi benih-benih mimpi

kuharap kau mati
digerogoti rasa gentarmu
melawan ketidakpastian
kuharap kau padam
gelap
lenyap
senyap

seperti janjimu semalam
berjuang untuk lepas dari dera ini
kau harus tepati
atau mati

kuharap kau ingat itu, Ra
hingga ke alam kubur

novembre 01, 2004

Oda Narcissus


Indonesia, 19.10.04

kawanku Narsis,

betapa pandai dan diberkati, kau
kulihat seluruh dinding ruangan ini sarat kalimat-kalimatmu agung
hingga dahi-dahi berkerut dan decakan-decakan kagum

betapa dahsyatnya,
seorang sastrawan besar telah lahir
desis takjub mulut-mulut beraroma alkohol
menggiring suasana malam kian larut
yang melambungkanmu jauh ke awang-awang

betapa indahnya, kawanku Narsis,
melihatmu melayang di atas sana dikelilingi ribuan cermin
berisi jutaan bayang dirimu
yang tiba-tiba meledak pecah berhamburan
ketika kau sedang tinggi-tingginya

aaaaaahhhhhh........!!!
jerit serentak mulut-mulut beraroma alkohol
semburat menyelamatkan diri dari hujan beling
aneh bin ajaib. tak satupun terluka.
kau pun tidak.

aku melihatmu diam tergeletak
utuh. dengan mulut dan kedua mata terbuka
dan perlahan seluruh kalimat agung di dinding merayap turun
merubung seluruh tubuhmu bak belatung
berpesta pora menggerogoti tiap pori
dan semua makhluk seakan cuma bisa menganga
melihat detik demi detik penahbisan puncak sunyimu:
disinilah segala kebusukan digenapi
dan segala rahasia nyeri dituntaskan
--tepat di tengah-tengah lantai marmer dingin itu

entah siapa yang memulai,
tiba-tiba saja semua yang hadir bertepuk tangan
dan berteriak riuh rendah, bravo! bravo!!
sembari bersulang sloki demi sloki kekosongan diri

dan sebagai sebuah penghormatan terakhir padamu, kawanku Narsis
sebelum lewat jam dua pagi--tepat di atas gundukanmu--
serentak kami teriakkan: hidup Narsis!! penulis bangsa..t...!!
lalu muntah bersama-sama